Berbicara tentang biografi Nadiem Makarim maka tidak terlepas kaitannya dengan salah satu perusahaan transportasi dan layanan online terbesar di Indonesia yaitu Gojek Indonesia. Nadiem merupakan sosok dibalik berdirinya perusahaan layanan daring yang telah berkembang pesat di tanah air ini.
Sebagai tersukses di Indonesia, Nadiem berhasil membangun karir cemerlangnya. Hampir sama halnya dengan Erick Thohir, dimana Nadiem sukses dari berbagai posisi strategis baik sebagai pekerja, pengusaha, dan saat ini menduduki jabatan sebagai Menteri Pendidikan Republik Indonesia. Oleh karena itu, profil Nadiem Makarim sebagai sosok inspiratif sangat menarik untuk kita bahas dari berbagai segi aspek.
Biodata Nadiem Makarim
Pria yang memiliki nama lengkap Nadiem Anwar Makariem, lahir di Singapura pada tanggal 4 Juli 1984. Nadiem merupakan anak bungsu laki-laki dari pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algardi. Ia merupakan satu-satunya anak lelaki dari 3 bersaudara dengan 2 saudari perempuan.
Sosok ayah Nadiem yaitu Nono merupakan seorang aktivis dan pengacara hukum terkenal serta penulis buku dan penulis redaksi di berbagai media massa nasional yang memiliki darah keturunan campuran Arab-Minang. Selanjutnya, sosok sang ibu merupakan seorang penulis lepas yang merupakan putri dari salah satu perintis kemerdekaan indonesia yaitu Hamid Algadri.
Sebagai seorang pria berumur 36 tahunan ini, tahun 2021, Nadiem Makarim telah menikah pada tahun 2014 dan memiliki istri bernama Franka Franklin. Buah hati dari pernikahannya adalah seorang anak perempuan yang bernama Solara Franklin Makarim.
Jenjang Pendidikan Nadiem Makarim
Sosok pendiri Gojek ini ternyata memiliki latar jenjang pendidikan yang mumpuni, diawali dari pendidikan SD di Jakarta lalu. Menempuh SMA United World College of Southeast Asia di Singapura hingga pada tahun 2002 Nadiem menempuh pendidikan S1 jurusan Hubungan Internasional di Universitas Brown, Amerika.
Nadiem tercatat pernah mengikuti pertukaran pelajar atau foreign exchange di London School of Economics dalam waktu setahun lamanya. Pada tahun 2006, Nadiem berhasil mendapatkan gelar sarjanannya atau B.A. (Bachelor of Arts).
Tiga tahun kemudian ia melanjutkan jenjang pendidikan S2 atau masternya pada bidang Master of Bussines Administration di kampus bisnis ternama dunia yaitu Harvard Business School di Universitas Harvard seperti ayahnya dahulu yang juga alumni kampus bisnis tersebut.
Sepak Terjang Karir Nadiem Makarim
Setelah berhasil lulus dariBrown University, Nadiem Makarim memilih untuk kembali ke tanah air Indonesia untuk membangun karirnya. Berbekal ijazah dan ilmu serta pengalaman dari kampus ternama Amerika, Nadiem tidak perlu lama-lama menunggu panggilan untuk terjun ke dunia kerja. Berikut profil Nadiem Makarim secara karir:
- Menjadi Profesional Konsultan Manajemen di McKinsey & Company
Perusahaan konsultan manajemen bisnis multinasional ternama dunia yaitu McKinsey & Company yang berkantor di Jakarta merekrut Nadiem sebagai salah satu konsultannya. Di tempat inilah Nadiem mulai merintis karir hingga 3 tahun bekerja kemudian resign atau berhenti kerja karena ingin melanjutkan pendidikan di Harvard Business School.
- Menjadi Co-Founder dan Managing Editor di Zalora Indonesia
Setelah mendapatkan gelar M.B.A dari Harvard University, Nadiem Makarim bekerja dan bergabung dengan Zalora Indonesia sebagai seorang Co-Founder dan Managing Editor. Di Zalora ini, ia banyak menimba ilmu dan pengalaman untuk membangun dari awal sebuah startup atau perusahaan rintisan dengan skala cukup besar pada saat itu yang melibatkan beragam talenta terbaik di Asia untuk bekerja sama sebagai tim.
Pada tahun 2012, Nadiem memutuskan untuk resign karena ingin mengembangkan Gojek yang masih dalam tahap pertumbuhan dengan hanya memiliki 15 karyawan dan 450 mitra driver di Jakarta.
- Menjadi Chief Innovation Officer (CIO) di Sebuah Startup yaitu Kartuku
Sehabis resign dari Zalora Indonesia di tahun 2012, Nadiem melanjutkan sepak terjang karirnya sebagai seorang Chief Innovation Officer (CIO) di sebuah perusahaan startup penyedia layanan pembayaran cashless atau non-tunai pertama di Indonesia yaitu Kartuku dari tahun 2013-2014.
Saat menjabat sebagai seorang CIO di Kartuku, ia juga sembari mengembangkan Gojek yang masih dalam skala kecil. Disaat nanti Gojek telah menjadi besar dan semakin dikenal masyarakat, perusahaan Kartuku ini kelak akan diakuisisi oleh Nadiem dan menjadi bagian penting dalam pengembangan GoPay dari Gojek.
- Awal Mula Munculnya Ide Bisnis dan Akhirnya Mendirikan Startup Gojek
Tercetusnya ide bisnis membuat layanan transportasi ojek secara online atau daring didapat seorang Nadiem Makarim dari keresahan dan pengalaman sewaktu masih bekerja sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company.
Karena kondisi kemacetan lalu lintas di Jakarta yang parah saat jam masuk dan jam pulang kerja, terlebih saat masih bekerja di McKinsey & Company yang letak kantornya berada di tengah kota. Hal itu membuat Nadiem enggan menggunakan mobil sebagai alat transportasi sehari – harinya karena tidak fleksibel dengan kemacetan Jakarta.
Nah, oleh karena itu Nadiem memilih menggunakan transportasi alternatif yaitu ojek untuk menembus kemacetan ibu kota. Akan tetapi, dalam praktiknya mendapatkan ojek di waktu yang tepat dan saat dibutuhkan adalah hal yang cukup sulit.
Apalagi dalam pengalamannya, Nadiem menilai bahwa para tukang ojek cenderung membuang waktu mereka dalam menunggu pelanggan dan mereka juga sulit mencari pelanggan. Terkadang faktor ketidak sesuaian ‘match’ antara harga, dan tujuan dalam negoisasi antara tukang ojek dan calon pelanggan membuat kedua belah pihak sulit mendapatkan permintaan yang ‘pas’ dan cepat.
Dari keresahan tersebut Nadiem Makarim akhirnya melakukan diskusi dan bincang – bincang dengan beberapa orang tukang ojek yang menjadi langganannya. Disitulah kejelihan seorang Nadiem melihat adanya masalah antara supply dan demand di masyarakat dan tukang ojek yang belum mendapat titik temu.
Berangkat dari akar permasalah itu maka Nadiem Makarim melakukan gagasan untuk mendirikan Gojek sebagai kunci penyelesaian masalah yang ia alami dan masyarakat luas juga alami. Nadiem memiliki harapan agar Gojek yang didirikannya dapat membantu pelayanan trasnportasi dan pengiriman yang cepat untuk masyarakat ibu kota.
- Awal Berdirinya Gojek Hingga Menjadi Trending Perubahan Layanan Transportasi di Indonesia
Gojek dibangun oleh Nadiem Makarim dari tahun 2010 dan pada tahun 2011 menjadi perusahaan resmi yang membuatnya menduduki posisi sebagai CEO. Saat awal Gojek berjalan, Nadiem mengubah garasi mobil rumahnya sebagai kantor pertama Gojek yang terletak di Jl. Kerinci, Jakarta Selatan.
Terdapat 20 orang mitra driver ojek, pada awal Gojek berdiri dan sistem yang digunakan hanya berbasis telepon via call center. Dimana para calon pelanggan jasa ojek langsung menghubungi call center Gojek untuk mendapatkan driver ojek terdekat yang mereka butuhkan.
Pada saat itu, keterbatasan modal, tenaga karyawan, dan mitra ojek tidak membuat Nadiem pesimis. Ia percaya bahwa Gojek akan terus berkembang dan berinovasi hingga akhirnya akan besar dan sukses. Bahkan pada tiga tahun perusahaan transportasi daring hitung berjalan, biaya operasional berasal dari uang dan tabungannya sendiri untuk terus menjalankan Gojek karena belum adanya investor yang tertarik.
Seiring berjalannya waktu, perusahaan yang dibuat Nadiem tersebut semakin berkembang pesat. Pada tahun 2014, Gojek mendapat kepercayaan suntikan modal yang berasal dari Northstar Group, yaitu sebuah perusahaan investasi ternama asal Singapura.
Selanjutkan di tahun yang sama, Gojek kembali mendapat kepercayaan kucuran dana dari dua perusahaan investasi yaitu Redmart Limited dan Zimplistic Pte Ltd. Kedua perusahaan tersebut percaya akan sinyal perkembangan Gojek yang semakin cepat dan meyakinkan.
Tahun 2015 menjadi tahun gemilang bagi Gojek, karena di tahun tersebut perusahaan startup pelayanan transportasi itu berhasil mengembangkan dan meluncurkan aplikasi Gojek pertama secara mobile.
Hal ini juga didukung oleh perkembangan smartphone dan gadget yang semakin canggih di dunia. Sehingga menjadi langkah yang tepat untuk menarik pelanggan dan memperkenalkan layanan jasa Gojek ke khalayak masyarakat luas di Indonesia.
Setelah peluncuran aplikasi Gojek tersebut, masyarakat menjadi lebih mengenal Gojek ditambah pemberitaan dari berbagai media massa secara luas tentang Gojek. Yang merupakan invoasi transportasi dan jasa berbasis online membuat nama Gojek menjadi trending di Indonesia.
Gojek berhasil dalam campaign dan edukasi kepada masyarakat Indonesia. Bahwa aplikasi Gojek dapat memudahkan mereka dalam memesan dan mendapatkan layanan ojek secara cepat dan aman untuk kebutuhan pengguna. Hal ini dengan cepat membuat perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia, yang berkaitan dengan layanan jasa transportasi secara online terutama ojek.
Dengan perbuahan itu, pertumbuhan user atau pengguna aplikasi Gojek kian terus bertambah banyak. Gojek semakin menarik hati para investor, sehingga kucuran dana semakin bertambah banyak seperti dari perusahaan investor terkemuka yaitu Softbank bahkan Google.
Nadiem Makarim sebagai seorang CEO melihat pertumbuhan dan pendanaan investor yang terus mengalir, membuat dirinya mantap mengembangkan aplikasi Gojek ke berbagai lini pelayanan.
Kemudian Gojek memperkenalkan pengembangan lini bisnis lainnya dengan merambah jasa pengantaran paket dengan Go Send, pemesanan makanan dengan Go Food, jasa pembersihan dengan Go Clean, dan jasa pembayaran non-tunai dengn Go Pay.
- Memutuskan Mundur Sebagai CEO dan Dipercaya Sebagai Menteri Pendidikan Republik Indonesia
Pada bulan Oktober 2019, Nadiem Makarim memutuskan mundur dari jabatannya sebagai CEO Gojek yang merupakan perusahaan yang ia rintis bertahun – tahun dari nol. Alasan mundur seorang Nadiem, adalah mendapatkan kepercayaan dan ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo dalam menjabat sebagai Menteri Pendidikan Republik Indonesia di Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.
Nadiem memiliki harapan untuk mengubah sistem pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik dan modern yang beradaptasi dengan nilai kemajuan zaman. Nadiem tercatat sebagai seorang menteri paling muda di Kabinet Indonesia Maju.
Kesuksesan Gojek Saat Ini Menjadi Perusahaan Decacorn
Dilansir dari CNBC, kesuksesan Gojek saat ini dapat terlihat dari pengguna yang sudah mencapai angka ratusan juta orang serta menangani order pemesanan jasa sebanyak 3 juta pesanan setiap harinnya. Selain itu Gojek telah melakukan ekspansi ke 5 negara di Asia Tenggara termasuk Singapura, Thailand, Filipina dan Vietnam.
Kini Gojek yang dahulunya sebuah perusahaan startup bertransformasi menjadi sebuah perusahaan teknologi jasa trasnportasi nomor satu di Indonesia. Dengan pencapaian tingkatan perusahaan level Decacorn dunia, yang memiliki nilai valuasi perusahaan mencapai 140 Triliun Rupiah.
Rahasia Sukses Nadiem Makarim Sebagai Sosok Inspiratif
Rahasia kesuksesan profil Nadiem Makarim sebagai sosok inspiratif, adalah bagaimana ia bisa jeli melihat peluang bisnis yang berasal dari permasalahan yang ada di masyarakat. Ia juga peka terhadap perubahan zaman dan melakukan inovasi sehingga dapat beradaptasi dengan baik melalui perkembangan teknologi IT dan dunia online yang bisa mempermudah kehidupan masyarakat.
Kira-Kira Berapa Total Kekayaan Nadiem Makarim Saat Ini?
Dilansir dari Wikipedia yang mencantumkan data LHKPN, sosok pendiri Gojek yang murah senyum ini memiliki total kekayaan pribadi senilai 1,4 triliun rupiah atau setara dengan 100 juta dollar Amerika Serikat. Dikatan bahwa kekayaan Nadiem berasal dari kepemilikan saham di Gojek yang mencapai 5 persen.
Demikianlah pembahasan kita mengenai profil Nadiem Makarim, sang founder Gojek yang berhasil mengubah gaya hidup masyarakat Indonesia di bidang pelayanan transpotasi online atau daring sehingga perusahaannya sukses berkembang hingga sekarang dan membantu terciptanya jutaan lapangan kerja dan kemajuan bisnis di Indonesia.